Jumat, 18 Mei 2012

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU SATU PAKET

Bermula sejak Jum'at, 23 Juli 2010. Yah, sudah hampir 2 tahun.

Saat hari pertama itu, aku seperti gadis bodoh, polos, dan lugu. Aku memasuki kelas baruku, XI IPS1 dan duduk di bangku deret ke3 baris ke5, tepatnya bangku paling belakang, sebenarnya bukan paling belakang karena di belakangku masih 1 deret bangku lagi. Tapi tetap saja judulnya di belakang. Menyebalkan! Padahal saat kelas 1 di kelas X.1, aku duduk di bangku paling depan -____-


Di bangku deret ke4 baris ke5, tapat di sebelah kananku, seorang anak lelaki duduk sendirian di sana. Dalam pikiranku, 'mungkin karena dia duduk di bangku paling belakang, jadi dia sendiri karena semua bangku sudah terisi'. Matanya terpejam. Sepertinya dia terlihat sedang tertidur. Pulas sekali tidurnya, padahal suasana di ruang kelas sangat gaduh.

Hari-hari telah berlalu. Aku semakin penasaran dengan anak lelaki itu. Aku sebenarnya sudah tau namanya, Adit. Tapi sepertinya, nama saja tidak cukup. Karena saking penasaran, aku memberanikan diri bertanya kepada salah seorang temanku yang duduk di belakangku, namanya Yani. Dan ternyata, Adit adalah ex/mantannya.

Yani menjelaskan secara singkat tentang hubungan mereka. Entah bagaimana sehingga hubungan mereka berakhir. Tapi saat dia menjelaskan, aku mengambil kesimpulan kalau mereka BELUM RESMI BERPISAH! Tentu saja, karena di antara mereka belum ada satu pun yang mengucapkan kata PUTUS!
Aku juga tidak begitu mengerti, tapi sudahlah! Adit sekarang juga sudah punya pacar, namanya Siska. Dan Yani juga sudah punya pacar, Yuan. Yani dan Adit sekarang sudah tidak akrab lagi. Mereka sangat jarang berkomunikasi, bahkan bisa dibilang TIDAK PERNAH. Padahal dari cerita Yani, sebelum mereka pacaran, merek adalah sahabat yang sangat dekat, saling bercanda dan tertawa bersama. Tapi sekarang... Sudahlah! Hubungan mereka bukan urusanku.

Aku selalu menoleh ka arah kananku. Tentu saja ke arah Adit. Mungkin saat aku memperhatikannya, dia merasa risih denganku, dan membuatnya berbalik menatapku. "Apa?" Tanya'nya dengan nada datar. Itulah kata pertama sekaligus pertanyaan pertama yang ia lontarkan kepadaku. "Tidak." jawabku sambil mengalihkan pandangan ke tempat lain. Setelah itu, ia kembali menatap kosong lurus di depannya.
'Dasar cowok sengak!' ucapku dalam hati. Lelaki ini sangat aneh. Sifatnya dingin, misterius, dan tertutup. Dia jarang sekali tersenyum ataupun berbicara. Walaupun harus berbicara, pasti jika hal itu menurutnya sangat penting. Pasti tidak ada satu pun gadis yang mau dengannya. Tapi pemikiranku salah. saat ini dia berpacaran dengan Siska. Gadis dari sekolah lain.

Sulit sekali untuk bisa akrab dengannya. Tapi entah ada angin apa, dia mulai berbicara denganku. Aku lupa apa yag saat itu ia katakan. Tapi itulah yang membuat kami akrab.

Aku sedang sibuk menyalin, dia selalu saja muncul dan duduk di bangku yang ada di hadapanku dan berbalik ke arahku. Aku yang dipandangi seperti itu, jelas merasa risih. Aku langsung salah tingkah, memukul kepalanya dengan pulpen lalu menutup wajahku dengan buku.
Hampir setiap hari seperti itu. Hingga akhirnya aku tau kalau ternyata dia tinggal tidak jauh dari rumahku.

Hingga tiba saat penaikan kelas di kelas XII, dia harus pindah. Sejak saat itu, aku merasa kehilangan sesuatu tanpa tau apa yang telah aku temukan. Dulu sebelum kami akrab, dia abu-abu. Kemudian dia berubah menjadi sosok yang penuh warna.

---

Satu tahun melalui hari-hari bersamanya. Satu tahun juga melalui hari-hari tanpanya.

Memang. Bahagia & Sedih itu satu paket.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar